silakan dilihat lihat

Rabu, 26 Oktober 2011

STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN


STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN
UNJ, Jakarta. Pada hari Senin, 17 Oktober 2011 telah dilakukan kegiatan pembelajaran di ruang 306 dengan narasumber Pak Amril selaku dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Pada kesempatan kali itu, dosen memanggil mahasiswa sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk diberikan revisi mengenai kompetensi utama pada bidang yang telah dipilih oleh kami. Tetapi karena saya telat memasuki kelas, saya tidak mengikuti jalannya perevisian itu. Alhamdulillah saya masih diperbolehkan untuk memasuki kelas, kemudian saya bertanya kepada teman saya mengenai kompetensi utama guru yang telah direvisi oleh dosen.
Setelah itu kelompok yang memilih jabatan sebagai guru, berdiskusi keloompok. Awalnya kami bingung, apa yang kami perbuat setelah ini. Tapi akhirnya kami tahu kalau disuruh untuk merevisi sendiri kompetensi pendukung, kompetensi lainnya, serta JPL-nya, baik teori maupun praktek.
Kemudian dosen memberikan contoh silabus yang dibuat untuk pelatihan polisi, kami pun membuat kerangka dari petunjuk umum sesuai dengan silabus tersebut. Dan waktu untuk mata kuliah Manajemen Pendidikan dan Pelatihan pun telah habis. Akhirnya mahasiswa mendapatkan tugas struktur program pelatihan dan untuk pertemuan minggu depan, kami akan membuat silabus. Semoga semua ini bermanfaat untuk lembaga pendidikan yang akan saya buat nanti. Terima kasih.

Senin, 17 Oktober 2011

kompetensi


KOMPETENSI
UNJ, Jakarta. Pada hari 10 Oktober 2011 pukul 08.30 telah dilakukan kegiatan pembelajaran di ruang 306 dengan narasumber Pak Amril selaku dosen mata kulia Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Pada kesempatan kali itu, dosen selaku narasumber memberikan sekilas materi mengenai kurikulum dan kompetensi, serta kami diberikan kesempatan untuk menguraikan kompetensi apa saja yang dibutuhkan pada jabatan yang ingin kita duduki pada lembaga pendidikan yang telah kami buat.
Sebelum itu, kita harus mengetahui apa itu kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat alat yang berisi tentang program-program rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa agar tercapai tujuan pendidikan. Selanjutnya kami diberikan penjelasan mengenai  langkah-langkah menyusun kurikulum, antara lain (1) kompetensi, merupakan kemampuan berfikir, bersikap, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Mengapa konsisten? Karena kompetensi ini bersifat cenderung tetap. Jika guru mengajar kadang bermalas-malasan, dapat disimpulkan guru tersebut tidak berkompeten, dikarenakan kompetensi yang ia miliki tidak konsisten. (2) profesional, profesional bisa dilihat dari banyak hal, apabila (a) seseorang telah memuaskan pelanggan, tetapi memuaskan disini bukan memberikan kepuasan dalam kemudahan, melainkan manfaat. Jadi apabila dosen memberikan kepuasan “jarang mengajar, jarang memberikan tugas, mahasiswa malas-malasan, tetapi nilai bagus” yang seperti ini sebenarnya bukanlah kepuasan yang sejati. (b) mempunyai etika, adanya aturan yang tak boleh dilanggar, (c) pengetahuan yang dimiliki telah cukup banyak, bisa didapatkan dari pendidikannya, juga pengalamannya, (d) adanya upaya pengembangan dari diri sendiri secara terus menerus, serta (e) mengikuti pendidikan secara tertib dan teratur.
Beralih ke kompetensi, kompetensi dapat dibedakan menjadi tiga, kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya. (1) kompetensi utama ialah kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang yang menduduki suatu jabatan, misal guru, secara umum guru mempunyai 3 kompetensi utama, antara lain yaitu merencanakan, mengajar, serta mengevaluasi. (2) kompetensi pendukung ialah kompetensi yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan perwujudan kompetensi utama. Sebagai contoh IT, kompetensi utama guru memang hanya tiga (merencanakan, mengajar, serta mengevaluasi), tetapi akan lebih baik lagi apabila guru juga memiliki kemampuan di bidang IT, untuk membantu tugasnya sebagai guru. (3) kompetensi lainnya ialah kompetensi yang secara tidak langsung mendukung optimalisasi kompetensi utama, contohnya guru mengetahui peraturan angka kredit guru.
Dosen telah memberikan sekilas materi mengenai kompetensi, setelah itu kami diberikan waktu untuk praktek menguraikan nama jabatan, tugas-tugasnya, kompetensi-kompetensi jabatan, serta menyusun mata diklatnya. Menurut saya, praktek seperti ini sedikit sulit karena kami belum pernah membuat serta menyusun kurikulum serta mata diklat. Setelah lama berfikir untuk memilih jabatan apa yang ingin saya duduki, akhirnya pilihan saya jatuh pada guru.
Setelah lama berkutit mengerjakan tugas uraian kompetensi guru serta mata diklatnya, waktu pun telah tepat pada pukul 10.30, menandakan selesainya mata kuliah manajemen diklat. Akhirnya dosen pun mengatakan bahwa tugas dikumpulkan esok hari pada pukul 13.00
Sekian resume perkuliahan mata kuliah manajemen diklat yang saya buat, semoga bermanfaat. Terima kasih.

RISA ASTIANINGSIH
1445096078

Minggu, 09 Oktober 2011

STRUKTUR ORGANISASI


STRUKTUR ORGANISASI
UNJ, Jakarta. Pada hari 3 Oktober 2011 telah dilakukan kegiatan pembelajaran di ruang 306 dengan narasumber Pak Amril selaku dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Pada kesempatan kali itu, dosen selaku narasumber tidak memberikan materi, melainkan memberikan kesempatan bagi kami untuk belajar membuat struktur organisasi pada lembaga pendidikan yang telah kami buat, sebagai lanjutan dari mata kuliah Manajemen Pemasaran dan Jasa Pendidikan.
Pada mata kuliah itu, saya membuat lembaga pendidikan berupa kursus, dengan nama HANDMADE COURSES, dimana di kursus tersebut sasaran utamanya adalah anak-anak yang telah lulus SMA atau SMK, anak-anak tersebut diberikan pelatihan membuat kerajinan aksesoris berupa kalung, cincin, headpiece, dll. Dan diharapkan setelah lulus dari kursus ini, siswa dapat membuka lapangan kerja sendiri atau ikut bekerja dengan LOPISHOPI.
Inilah struktur organisasi HANDMADE COURSES :

 












Selain membuat struktur organisasi, kami juga membuat jobdesc serta jenis pelatihan seperti apa yang akan diberikan kepada seluruh warga yayasan. Sebagai contoh KETUA YAYASAN, seorang ketua yayasan mempunyai tugas antara lain, mengelola yayasan, memimpin yayasan, serta mengkoordinir yayasan. Agar semua tugas dapat dikerjakan dengan baik, maka seorang ketua yayasan diberikan pelatihan kepemimpinan / leadership, pelatihan IT, dan pelatihan Enterpreneur, begitupun dengan supervisor, sekretaris, TU, bendarahara, bid. kesiswaan, bid. kurikulum, bid. sarpras, bid. keuangan, guru, serta pengurus yayasan. Semua warga yayasan ini harus diberikan pelatihan yang sesuai dengan bidang-bidangnya, dengan harapan lembaga pendidikan yang saya buat ini tidak hanya berjalan secara singkat saja. Demikian resume yang telah saya buat. Semoga bermanfaat.

RISA ASTIANINGSIH
1445096078

Minggu, 02 Oktober 2011

TRAINING DESIGN AND EVALUATION MODEL


TRAINING DESIGN AND EVALUATION MODEL
UNJ, Jakarta. Pada hari 26 September 2011 telah dilakukan kegiatan pembelajaran di ruang 306 dengan narasumber Pak Amril selaku dosen mata kulia Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Pada kesempatan kali itu, dosen selaku narasumber memberikan materi tentang alasan mengapa dilakukannya pelatihan serta menjelaskan pula tentang Training Design.
Alasan sebuah organisasi melakukan pelatihan antara lain : (1) Ada kesenjangan antara kinerja aktual dengan kinerja ideal karena antara kinerja yang seharusnya dengan yang terjadi di lapangan sebagian besar berbeda. (2) Karyawan baru, (3) Teknologi baru. Kedua hal ini sudah barang tentu harus dilakukan pelatihan untuk melatih serta meningkatkan kinerja karyawan guna memfasilitasi mereka dalam bekerja. (4) Membangun budaya, kita dapat melihat contoh dari kedua universitas, yakni Universitas Indonesia dengan Universitas Negeri Jakarta, kedua universitas tersebut megacu pada motto yang berbeda atau slogan yang berbeda, dan motto tersebut digunakan sebagai penyemangat dalam bekerja, dan (5) Promosi, jika karyawan naik jabatan serta mutasi jika karyawan pindah dari atau ke pekerjaan dengan jenjang yang setara.

Selanjutnya dosen menjelaskan Training Design And Evaluation Model
I.   NEED IDENTICATION (identifikasi masalah)
Dalam NEED IDENTICATION, terdapat empat tahap, antara lain (a) Identifikasi masalah, (b) Analisis pekerjaan, deskripsi pekerjaan harus jelas, jikalau tidak sesuai dengan spesifikasi, maka diharuskan untuk melakukan pelatihan. (c) Jika kita ingin melakukan pelatihan, maka pelatihan tersebut harus sesuai dengan bidangnya, sebagai contoh workshop mengenai politik yang dilakuka di kampus, pelatihan tersebut sangat tidak relevan, (d) analisis kebutuhan, bisa dilakukan dengan cara survey, catatan dari atasan atau pimpinan, dokumen, dan wawancara.
II.  OBJECTVES SETTING (mengatur sasaran)
Dalam melakukan pelatihan, kita juga perlu menetapkan sasaran agar nanti pada akhirnya dapat terlihat apakah sudah tercapai sasarannya atau belum. Ada empat hal yang terdapat di dalam Objectives setting, antara lain : (1) Syarat-syarat, fisik, sikap, dan komitmen. (2) Menetapkan sasaran, ingin menjadi apakah nantinya, jika kita mempunyai tujuan yang jelas, maka prosesnya pun akan mudah. (3) Sebelum melakukan pelatihan, maka perlu dilakukan tes. Dan yang terakhir (4) Tujuan valid atau tidak, jangan sampai tidak efisien karena tujuan atau sasar tidak tercapai.
III.  INSTRUCTION DESIGN (desain dari pelatihan)
Adapun tiga hal di dalam instruction design, antara lain (1) desain pelatihan seperti apa yang cocok, (2) testing of instruction material, sebagai contoh  pemadam kebakaran, mereka harus mengecek kesiapannya, jangan sampai teledor, karena dapat mengakibatkan dampak yang lebih besar lagi, (3) production of instructional material, sebagai contoh dalam melakukan pelatihan, panitia harus menyediakan bahan-bahan / handout, serta alat-alat yang diperlukam, seperti pulpen.
IV.        IMPLEMENTATION (penerapan)
Mekanisme dalam implementation, (1) Planning of training facilities. Merencanakan fasilitas, contoh fasilitas di dalam pelatihan, biasanya panitia akan menyediakan penginapan, bahan atau alat dalam praktek. (2) Selection and training of course instruction. Menyeleksi instruktur dalam pelatihan, jangan sampai instruktur yang digunakan oleh panitia diklat, tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. (3) Selection of trainees. Menyeleksi peserta yang mengikuti pelatihan karena sangat tidak memungkinkan apabila panitia menerima semua calon peserta se-Indonesia begitu saja. (4) Conduct of training, sesuai dengan desain.
V. EVALUATION (evaluasi)
Evaluasi digunakan untuk melihat apakah hasil atau sasaran yang telah ditetapkan saat merencanakan suatu pelatihan, sesuai  dengan harapan atau tidak. Untuk melihat tepat sasaran atau tidak, dapat kita gunakan empat tahap sebagai berikut : (1) Analysis of achievement or objective. menganalisis hasil yang dicapai, apakah mengalami perubahan. Pada tahapan ini, evaluasi dilakukan pada saat atau setelah diklat. (2) Analysis of trainee job performance. Berbeda dengan Analysis of achievement or objective, evaluasi ini melihat tepatkah sasarannya pada saat peserta diklat telah bekerja disebuah perusahaan. (3) Calculation of cost effectiveness of project. Melihat apakah biaya atau pengorbanan sepadan / tidak. Jangan sampai kita telah mengikuti diklat dengan biaya dan pengorbanan yang besar, kita merasa sia-sia karena hasil yang tidak maksimal.
Sekian resume perkuliahan saya, semoga bermanfaat.

Risa Astianingsih
1445096078