TRAINING DESIGN AND EVALUATION MODEL
UNJ, Jakarta. Pada hari 26 September 2011 telah dilakukan kegiatan pembelajaran di ruang 306 dengan narasumber Pak Amril selaku dosen mata kulia Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Pada kesempatan kali itu, dosen selaku narasumber memberikan materi tentang alasan mengapa dilakukannya pelatihan serta menjelaskan pula tentang Training Design.
Alasan sebuah organisasi melakukan pelatihan antara lain : (1) Ada kesenjangan antara kinerja aktual dengan kinerja ideal karena antara kinerja yang seharusnya dengan yang terjadi di lapangan sebagian besar berbeda. (2) Karyawan baru, (3) Teknologi baru. Kedua hal ini sudah barang tentu harus dilakukan pelatihan untuk melatih serta meningkatkan kinerja karyawan guna memfasilitasi mereka dalam bekerja. (4) Membangun budaya, kita dapat melihat contoh dari kedua universitas, yakni Universitas Indonesia dengan Universitas Negeri Jakarta, kedua universitas tersebut megacu pada motto yang berbeda atau slogan yang berbeda, dan motto tersebut digunakan sebagai penyemangat dalam bekerja, dan (5) Promosi, jika karyawan naik jabatan serta mutasi jika karyawan pindah dari atau ke pekerjaan dengan jenjang yang setara.
Selanjutnya dosen menjelaskan Training Design And Evaluation Model
I. NEED IDENTICATION (identifikasi masalah)
Dalam NEED IDENTICATION, terdapat empat tahap, antara lain (a) Identifikasi masalah, (b) Analisis pekerjaan, deskripsi pekerjaan harus jelas, jikalau tidak sesuai dengan spesifikasi, maka diharuskan untuk melakukan pelatihan. (c) Jika kita ingin melakukan pelatihan, maka pelatihan tersebut harus sesuai dengan bidangnya, sebagai contoh workshop mengenai politik yang dilakuka di kampus, pelatihan tersebut sangat tidak relevan, (d) analisis kebutuhan, bisa dilakukan dengan cara survey, catatan dari atasan atau pimpinan, dokumen, dan wawancara.
II. OBJECTVES SETTING (mengatur sasaran)
Dalam melakukan pelatihan, kita juga perlu menetapkan sasaran agar nanti pada akhirnya dapat terlihat apakah sudah tercapai sasarannya atau belum. Ada empat hal yang terdapat di dalam Objectives setting, antara lain : (1) Syarat-syarat, fisik, sikap, dan komitmen. (2) Menetapkan sasaran, ingin menjadi apakah nantinya, jika kita mempunyai tujuan yang jelas, maka prosesnya pun akan mudah. (3) Sebelum melakukan pelatihan, maka perlu dilakukan tes. Dan yang terakhir (4) Tujuan valid atau tidak, jangan sampai tidak efisien karena tujuan atau sasar tidak tercapai.
III. INSTRUCTION DESIGN (desain dari pelatihan)
Adapun tiga hal di dalam instruction design, antara lain (1) desain pelatihan seperti apa yang cocok, (2) testing of instruction material, sebagai contoh pemadam kebakaran, mereka harus mengecek kesiapannya, jangan sampai teledor, karena dapat mengakibatkan dampak yang lebih besar lagi, (3) production of instructional material, sebagai contoh dalam melakukan pelatihan, panitia harus menyediakan bahan-bahan / handout, serta alat-alat yang diperlukam, seperti pulpen.
IV. IMPLEMENTATION (penerapan)
Mekanisme dalam implementation, (1) Planning of training facilities. Merencanakan fasilitas, contoh fasilitas di dalam pelatihan, biasanya panitia akan menyediakan penginapan, bahan atau alat dalam praktek. (2) Selection and training of course instruction. Menyeleksi instruktur dalam pelatihan, jangan sampai instruktur yang digunakan oleh panitia diklat, tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. (3) Selection of trainees. Menyeleksi peserta yang mengikuti pelatihan karena sangat tidak memungkinkan apabila panitia menerima semua calon peserta se-Indonesia begitu saja. (4) Conduct of training, sesuai dengan desain.
V. EVALUATION (evaluasi)
Evaluasi digunakan untuk melihat apakah hasil atau sasaran yang telah ditetapkan saat merencanakan suatu pelatihan, sesuai dengan harapan atau tidak. Untuk melihat tepat sasaran atau tidak, dapat kita gunakan empat tahap sebagai berikut : (1) Analysis of achievement or objective. menganalisis hasil yang dicapai, apakah mengalami perubahan. Pada tahapan ini, evaluasi dilakukan pada saat atau setelah diklat. (2) Analysis of trainee job performance. Berbeda dengan Analysis of achievement or objective, evaluasi ini melihat tepatkah sasarannya pada saat peserta diklat telah bekerja disebuah perusahaan. (3) Calculation of cost effectiveness of project. Melihat apakah biaya atau pengorbanan sepadan / tidak. Jangan sampai kita telah mengikuti diklat dengan biaya dan pengorbanan yang besar, kita merasa sia-sia karena hasil yang tidak maksimal.
Sekian resume perkuliahan saya, semoga bermanfaat.
Risa Astianingsih
1445096078